Derasnya arus informasi berikut kemudahan untuk mengaksesnya di era informasi sekarang ini mau tak mau menimbulkan juga ekses negatif. Salah satu diantaranya adalah banyaknya kesempatan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab untuk menebarkan kecemasan melalui informasi kesehatan yang salah. 
 
  Dan tak jarang pula, tenaga medis dibuat kerepotan menerima pertanyaan  tentang mitos-mitos kesehatan yang secara teoritis sama sekali tak  berdasar itu, terlebih tenaga medis yang kebetulan berkutat sehari-hari  dengan salah satu unsur di dalam mitos tersebut. 
  Diantara banyaknya berita yang tak jelas kebenarannya dan kerap dikenal  dengan istilah 'hoax' itu, baru-baru ini ada satu yang sangat menarik  dan menjadi pembicaraan hangat bahkan keluar dari lingkup dunia maya,  yaitu tentang larangan makan udang setelah mengkonsumsi vitamin C dalam  bentuk apapun juga. 
  Begini kira-kira bunyi dari pesan yang menyesatkan tersebut, yang dalam  waktu cepat langsung menyebar di banyak ruang dunia maya, "Jangan makan  udang setelah Anda makan vitamin C. 
  Karena ini akan  menyebabkan keracunan dari racun Arsenik (As) yang  merupakan proses  reaksi dari udang dan vitamin C di dalam tubuh dan  berakibat  keracunan yang fatal dalam hitungan jam."
  Memang, ada benarnya juga kalau arus informasi ini membutuhkan  kewaspadaan kita untuk bisa menelaahnya, dan sering sekali, masyarakat  kita tidak berusaha untuk menelusurinya lebih jauh. 
  Kalau begitu, ada baiknya juga meninjau hal-hal seperti ini dengan  informasi yang juga bisa dipertanggungjawabkan, agar tak banyak yang  ikut-ikutan tersesat dalam arus informasi salah kaprah ini.
  Sekilas Tentang Arsenik Arsenik, sebagai salah satu zat kimia yang terdapat di alam  kita memang kerap dianggap sebagai suatu zat toksik, apalagi dengan  kasus Munir yang belum lama ini cukup menghebohkan dengan kesimpulan  penyebab kematian dari tim ahlinya sebagai akibat dari kelebihan kadar  arsenik dalam tubuhnya. 
  Hoax tersebut sendiri, entah benar atau tidak, kabarnya muncul dari  sebuah kasus kematian seorang warga di Taiwan setelah mengkonsumsi  vitamin C dan udang secara bersamaan, namun berita ini pun kemudian  dilansir secara tidak jelas dengan penggantian lokasi di sebuah daerah  di Manado. 
  Arsenik sendiri merupakan bahan kimia yang terdapat secara alami maupun  antropogenik, dari hasil sampingan berbagai aktifitas manusia. 
  Secara alamiah, arsenik bersumber dari berbagai mineral dan sebagai  unsur kimia, arsenik ini dapat dimobilisasi melalui kombinasi beberapa  proses alamiah termasuk diantaranya proses erosif dan pelapukan, emisi  gunung api berikut sejumlah aktifitas biologik yang lain mulai dari  pertambangan, pembakaran, termasuk penggunaan pestisida, herbisida dan  berbagai bahan pengawet termasuk pada ternak. Bentuknya sendiri dapat  berupa bahan padat maupun yang ditemukan di lingkungan air sebagai  bentuk organik atau anorganik.  
  Berbagai proses mobilisasi tadi membuat kita tak lagi heran bila kadar  arsenik bisa dijumpai dalam berbagai produk alam termasuk sumber-sumber  laut, namun perlu juga diingat bahwa kadar toksiknya juga bergantung  pada bentuk-bentuk tadi dalam mekanisme biokimiawi yang sangat kompleks,  walaupun kemampuannya sebagai bahan toksik sudah ditemukan sejak lama. 
  Dalam tubuh manusia sendiri, proses metabolisme arsenik dapat terjadi  melalui banyak mekanisme berbagai reaksi oksidasi, reduksi, metilasi dan  terikatnya unsur ini dengan protein untuk bisa mengakibatkan suatu  toksisitas terhadap organnya. 
  Sebelum beberapa penemuan tentang toksisitas arsenik ini merebak, ada  pula laporan bahwa arsenik juga digunakan dalam beberapa bahan medis  termasuk dalam perawatan gigi walaupun sekarang tidak lagi dianjurkan  karena potensi pemaparannya dalam jangka waktu tertentu. 
  Apapun alasannya, sama dengan kebanyakan bahan kimia lain, arsenik  sendiri pun memiliki batasan kadar yang berpotensi atau sama sekali  tidak membahayakan kesehatan manusia dalam patokan waktu tertentu. Jadi  dengan suatu kesimpulan singkat, sumber-sumber alamiah kebanyakan hanya  bisa terkontaminasi oleh arsen melalui suatu proses pencemaran, begitu  pula dalam sebuah ekosistem laut berikut isinya termasuk udang tersebut,  yang secara alamiah sama sekali tidak mengandung arsenik.
  Reaksi Arsenik dengan Vitamin C? Sama seperti latar belakang kandungan arsenik pada sumber alami laut,  dalam hal ini, udang tersebut, proses kimiawinya dengan vitamin C juga  tidak memiliki dasar yang jelas. Pandangan ini bisa diperjelas dari  bentuk kimiawi arsenik sendiri, dimana arsen merupakan elemen dasar yang  tidak dapat dibentuk melalui suatu reaksi, kecuali pada perubahan  bentuk arsenik itu sendiri melalui reaksi metabolisme, dan masing-masing  bentuknya juga memiliki kadar toksisitas sendiri-sendiri. 
  Tak ada pula penelitian lanjutan dari kasus ini melalui laporan resmi  dari institusi manapun, lagi beberapa bantahan yang datang dari beberapa  ahli sebagai tindak lanjutannya itu menyebutkan  vitamin C dalam bentuk  asam askorbat sebagai vitamin yang dikonsumsi sama sekali bukan suatu  pereduktor dalam konteks reaksi kimia merupakan antioksidan yang  mencegah terjadinya reaksi oksidasi. 
  Jadi, pendapat bahwa semua udang yang dianggap mengandung Arsenic  Pentoxide yang bila bereaksi dengan vitamin C akan membentuk Arsenic  Trioxide yang tergolong toksik dan bisa mengakibatkan hal fatal  sepenuhnya bisa dibantah. 
  Kasus-kasus fatal yang tergolong sangat jarang terjadi pada konsumsi  udang dan penggunaan vitamin C sendiri sebenarnya bukan karena reaksi  keduanya, melainkan pada individu tertentu yang mengalami reaksi alergi  terhadap masing-masing bahan tanpa adanya penanganan dini.  (dr. Daniel Irawan) | 
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar