Bismillah,
Kisah ini disebutkan Imam Al Baihaqqi dalam kitaab Shohihu shirah dan di shahihkan oleh Syaik Al Albani rahimahullah, tentang Keislaman Dimaad, pemuda dari suku Azad Syanuu’ah.
Kisah ini disebutkan Imam Al Baihaqqi dalam kitaab Shohihu shirah dan di shahihkan oleh Syaik Al Albani rahimahullah, tentang Keislaman Dimaad, pemuda dari suku Azad Syanuu’ah.
Ia pergi meninggalkan negerinya dan mendatangi Mekkah. Saat itu Nabi masih diawal awal dakwah. Saat ia di Mekkah ia mendengar orang bodoh Mekkah mencela Nabi Muhammad shalallahu ‘alayhi wasallam, ”Sesungguhnya Muhammad itu orang gila”.
Dimaad adalah seorang yang memiliki kemampuan meruqyah, mengobati guna guna, santet, dan semacamnya. (Bayangkanlah, seorang musyrik punya keahlian seperti ini?!)
Ketika mendengar ucapan ucapan orang orang mekkah ini, Dimaad berkata, “Aina hu? La ‘alallahu ay Yasyfiyahu ay yadayya.. ” Mana dia (Nabi Muhammad shallahu ‘alayhi wasallam)? Semoga Allah menyembuhkannya dari kedua tanganku”
Demikianlah ucapan seorang Musryik pada zaman Nabi karena pada dasarnya mereka meyakini bahwa yang dapat menyembuhkan hanyalah Allah subhanahu wata’ala semata, sebuah Keyakinan Tauhid Rububiyyah, yang sebagian kaum muslimin sekarang ini kalah dengan orang musyrik zaman dulu dari sisi ini.
Lalu ia pun bertemu rasulullah dan memperkenalkan diri. “Inni urqi minar riyaa.. (Sungguh saya bisa membaca untuk menjadi sebab sembuhnya penyakit karena guna guna dan semisal itu. Dan sungguh telah banyak orang yang sembuh dengan izin Allah dengan tangan saya. Maka kemarilah.. izinkan aku meruqyah mu”
Rasulullah shalallahu ‘alayhi wasallam pun menjawab “inal hamdalillah nahmaduhu wana’udzubillahi min syururi anfusina, wa sayyi’aati a’maalina. Mayyahdihillahu falaa mudhillalah wa mayyudhli fala haa dhiyalah.. Asyhadu alla ilaa ha illallah wahdahulaa syarikala..”
“”Sesungguhnya segala puji-pujian kepunyaan Allah. Kami memuji-Nya, dan kami memohon pertolongan kepada-Nya, dan kami meminta ampun kepada-Nya, dan kami memohon perlindungan kepada Allah dari kejahatan-kejahatan diri-diri kami, dan kesalahan-kesalahan perbuatan-perbuatan kami. Barang siapa yang Allah tunjuki/pimpin dia, maka tidak ada satupun yang menyesatkannya, dan barang siapa yang disesatkan-Nya, maka tidak ada satupun yang dapat menunjukinya. Dan aku mengakui bahwa tidak ada Tuhan (yang boleh disembah) melainkan Allah sendiri yang tidak ada satupun sekutu bagi-Nya..”
Setelah membaca kalimat ini Dimaad menjawab: “Sungguh saya telah mendengar ucapan para dukun.. Sungguh saya telah mendengar ucapan tukang sihir.. Sungguh saya telah mendengar ucapan para penyair.. Tidak ada yang semisal dengan ini.. “
Maka ia pun menyatakan keislamannya…
Dalam riwayat lain dikatakan: “ “a’id ‘alayya kalimaatik ha ulaa.. fa innaha qod balagna qoomuusal bahr” (Ulangi kepadaku kalimat2 itu.. sesungguhnya, kalimat itu menjangkau dalamnya lautan yang paling dalam..) dan beliau pun menyatakan keislamannya.
Demikianlah, dia mampu melihat dalamnya dasyatnya kalimat ini. Yang diucapkan nabi belumlah ayat ayat Alqur’an. Bagaimana hal nya jika ia mendengar ayat ayat AlQur’an..?
Barangsiapa yang mampu meliat kedalamannya keindahannya dan keluarbiasaannya, maka dari sana akan lahir sikap2 yang membedakan ia dengan muslim yang lainnnya.
Wallahu a'lam.
Untuk lebih jelasnya tentang Khutbah Al Hajah ini, silahkan klik link ini :
MUTIARA KHUTBATUL HAJAT
Wallahu a'lam.
Untuk lebih jelasnya tentang Khutbah Al Hajah ini, silahkan klik link ini :
MUTIARA KHUTBATUL HAJAT
Kisah shahabat ini disampaikan dalam rekaman ta’lim Al Ustadz Khaidir bin Muhammad Sunusi (Adik dari Al Ustadz Dzulqarnain bin Muhammad Sunusi)yang bertemakan ‘Hasil dan Manfaat dari Ta’lim, Membaca Al Qur’an & Mendengarkan Rekaman Kajian’ di Ponpes Ibnul Qoyyim Balikpapan, 2 Desember 2009
Sumber : http://irilaslogo.wordpress.com/2010/01/27/masuk-islam-karena-mendengarkan-khutbah-al-hajah/
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar