MASALAH SUMBER DAYA AIR

Bookmark and Share
Brbicara soal air sebenarnya Air adalah faktor pembatas utama dalam ekosistem alam maupun sosiositem. Populasi manusia yang terus berkembang meningkatkan pula kebutuhan air bersih, dan pemanfaatan sumber daya air terus meningkat di semua tempat di bumi. Pemanfaatan yang terus meningkat tersebut antara lain menimbulkan pula kelangkaan akan air bersih. Secara menyeluruh kelangkaan sumber daya air disebabkan oleh 3 hal, yaitu:
- meningkatnya kebutuhan dan permintaan
- distribusi air bersih yang tidak merata dan tidak adil
- meningkatnya pencemaran air.

KELANGKAAN SUMBER
 Lebih dari sepertiga penduduk dunia tak tercukupi kebutuhannya akan air bersih, baik untuk air minum maupun sanitasi. WHO menetapkan jumlah minimun air bersih yang harus tersedia untuk hidup sehat adalah 2000 m3 per orang per tahun. Sekitar 40 negara di dunia ada di bawah angka tersebut. Angka terendah ada di negara miskin di Afrika dan Timur Tengah Sebagai contoh di Mali, 88% populasi tak tercukupi air bersih, di Ethiopia mencapai angka 94%.
Penduduk pedesaan pada umumnya lebih sukar mendapatkan air bersih dibanding perkotaan. Di 33 negara yang paling buruk kelangkaannya, 60% penduduk kota mampu membeli air bersih, sedangkan penduduk pedesaan hanya 20%. Lebih dari duapertiga rumah tangga di dunia harus mengambil air dari luar rumah mereka, bahkan sampai jarak yang cukup jauh. Hal tersebut sangat memakan tenaga dan waktu, dan sebagaian besar pekerjaan tersebut dilakukan oleh wanita dan anak-anak.
 Alasan kelangkaan air bersih ada bermacam-macam. Pada beberapa kasus penyebabnya adalah peristiwa alam, misalnya kekeringan karena musim kemarau panjang, hujan yang tidak turun, angin panas yang menguapkan cadangan air, dll. Penyebab lainnya adalah perilaku manusia: terlalu banyak manusia berkompetisi mendapatkan sumber daya air; urbanisasi, overgrazing, penggundulan hutan, praktek pertanian yang kurang tepat, yang menyebabkan air terus mengalir sebelum dapat ditangkap (daerah tangkapan yang buruk). Ketiadaan sistem pembuangan limbah yang baik juga menyebabkan terkontaminasinya air sungai. Tanpa uang untuk membangun sumur, pipa, tempat cadangan air, dan infrastruktur lainnya, penduduk tidak dapat memanfaatkan sumber daya air yang mestinya dapat mereka akses.
Di negara yang infrastruktur bagi distribusi airnya buruk, biasanya air bersih dijual dengan harga yang cukup mahal. Harga air bersih dapat lima sampai sepuluh kali lipat dari yang seharusnya, sedangkan kualitasnyapun tidak terjamin. Apabila air mahal, maka keadaan sanitasi akan memburuk pula.
Bagaimana keadaannya di Indonesia?
BERKURANGNYA AIR TANAH DALAM DAN INTRUSI AIR LAUT
Sebagian besar kebutuhan manusia akan air diambil dari air tanah dalam melalui sumur artesis, baik untuk kepentingan industri, pertanian, maupun perkotaan. Hal ini terutama terjadi di negara maju dan negara yang mengalami industrialisasi yang pesat. Karena air tanah dalam tersebut sangat lama untuk terbarui, maka seringkali kecepatan pemakaiannya lebih tinggi dari perbaruannya. Apabila air dari akuifer tersebut disedot sampai habis, maka kekosongan saluran akuifer dapat menyebabkan kerusakan dan kelongsoran yang tak terperbaiki kembali. Hal tersebut banyak terjadi di negara seperti Amerika Serikat yang banyak menggunakan cadangan air tanah dalam untuk pertanian maupun keperluan domestik. Konsekuensi lain dari pengurasan air tanah dalam adalah intrusi air laut ke arah daratan. Hal tersebut terutama terjadi pada kota-kota pantai.
 UPAYA MENINGKATKAN CADANGAN AIR
Sebagaimana telah diuraikan dalam siklus air, perputaran air di bumi ini relatif tetap jumlahnya. Manusia tidak dapat berbuat banyak untuk menambah air. Namun demikian berbagai upaya dilakukan untuk setidak-tidaknya menambah ketersediaan secara lokal.
PEMBENDUNGAN (DAM, WADUK, KANAL)
Pembangunan saluran air dan pembuatan bendungan telah dikenal manusia sejak jaman purbakala. Pembendungan merupakan salah satu cara untuk mengumpulkan air dan memanfaatkannya sesuai kepentingan manusia pada saat yang diinginkan. Pembendungan dilakukan untuk berbagai kepentingan seperti air minum, pertanian, sumber energi, dan industri. Pengalihan aliran alami tersebut selain bermanfaat juga memiliki berbagai dampak negatif pula, sebagaimana yang terjadi dengan pembendungan di Sungai Nil dan di berbagai tempat lainnya. (Anda dapat membaca beberapa kasus lingkungan sebagai dampak negatif pembendungan). Dengan demikian sebelum kita memutuskan untuk melakukan pembendungan, perlu dipertimbangkan secara matang semua manfaat dan kerugiannya, baik secara jangka pendek maupun jangka panjang.
(http://www.jasatirta2.co.id)

HUJAN BUATAN
Praktek menurunkan hujan buatan dilakukan dengan menembakkan garam potasium iodida atau dry ice ataupun garam dapur ke dalam awan. Apabila awan cukup padat mengandung uap air, dan kondisi lingkungan lainnya memungkinkan, maka hujan dapat turun di tempat. Namun menurunkan hujan dengan cara demikian, akan mengurangi curah hujan di tempat lainnya. Selain itu ditakutkan pula terjadinya kontaminasi air hujan oleh garam-garam yang digunakan.
DESALINASI
Desalinasi air laut merupakan teknologi pengadaan air tawar yang cukup potensial. Desalinasi dilakukan dengan cara distilasi, yaitu menguapkan dan kemudian mengkondensasikan air laut, atau dengan cara osmosis, yaitu memaksa air dengan tekanan besar untuk melewati membran semipermeabel yang melalukan air namun menahan garam terlarut. Proses desalinasi masih lebih mahal tiga sampai empat kali lipat dibanding upaya pengadaan air bersih secara tradisional, namun semakin hari jumlah instalasi yang didirikan semakin meningkat. Untuk negara seperti Oman dan Bahrain yang tidak punya cadangan air tawar sama sekali, maka  cara tersebut layak ditempuh. Apabila dikemudian hari teknologi untuk desalinasi tersebut dapat semakin murah, maka cadangan air tawar akan sangat tercukupi bagi seluruh penduduk bumi.

MENARIK GUNUNG ES
Untuk menambah cadangan air tawar di tempat yang sangat miskin air tawar, ada ide untuk menarik pecahan gunung es dari kutub ke tempat tersebut. Namun belum diketahui persis berapa besar energi dan biaya yang dibutuhkan, dan seberapa banyak gunung es tersebut akan meleleh di jalan.

PENGELOLAAN DAN KONSERVASI AIR
Upaya lain dalam meningkatkan cadangan air sampai sekarang terus diusahakan, terutama upaya yang lebih bersifat ramah lingkungan, dalam arti dampak negatifnya terhadap lingkungan adalah minimal. Upaya tersebut antara lain dalam bentuk pengelolaan daerah aliran sungai (DAS), dan budaya penghematan pemakaian air di kalangan rumah tangga, dan kalangan lainnya.
PENGELOLAAN DAS
Pengelolaan sumber daya air menyangkut pengelolaan seluruh wilayah DAS, dari bagian hulu, tengah, dan hilir. Seluruh bagian DAS harus dianggap sebagai suatu ekosistem yang utuh, karena kegiatan pembangunan di suatu bagian akan mempengaruhi bagian lainnya. Bagian hulu yang ada di pegunungan sebaiknya dikonservasi sehingga menjadi tempat tangkapan dan cadangan air. Untuk mencegah banjir, maka di beberapa bagian DAS yang diperlukan dapat dibangun bendungan kecil pencegah banjir. Areal pertanian sebaiknya ada di bagian hilir sungai. Keseluruhan DAS yang pada umumnya terbagi-bagi menjadi wilayah administratif harus dikelola secara koordinatif dan menyeluruh karena merupakan bagian dari ekosistem. Persoalan sering timbul apabila DAS sangat luas dan mengalir melewati berbagai negara, terutama yang menyangkut permasalahan pencemaran air.
PENGHEMATAN PEMAKAIAN AIR
Penghematan air dapat dilakukan dengan dimulai dari kehidupan di rumah tangga. Selama ini manusia banyak menggunakan air secara boros dan berlebihan, misal dalam hal mandi, mencuci mobil, dan lain sebagainya. Apabila budaya menghemat air dapat dilakukan, maka hal itu akan menolong banyak untuk keseluruhan bumi.
Hal yang sama dapat dilakukan di kalangan industri, dan pertanian. Di industri dewasa ini banyak diciptakan mesin, misalnya mesin pencuci yang lebih menghemat air, cara pendinginan tanpa menggunakan air, dan lain sebagainya. Di dunia pertanian, cara menyiram tanaman juga dapat diubah untuk menghemat air. Pada praktek pertanian seringkali manusia memberikan air secara berlebihan, sedangkan  yang benar-benar mencapai dan diisap akar tumbuhan hanya sebagian kecil saja.



 sumber:
 http://www.ut.ac.id/html/suplemen/ling1111/masalah%20sda.htm
http://penyuluhpi.blogspot.com/2013/02/masalah-sumber-daya-air.html

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar